tag:blogger.com,1999:blog-90008808334106541872024-03-08T10:40:12.106-08:00CerpenSeputar mimpi, fantasi, imajinasi, karangan cerita konyol, sedih, bahagia, apapun itu, silahkan siapa saja bisa menuangkannya disini, kirimkan cerita/karangan kalian melalui edovalevi@gmail.com. Dan jangan lupa berikan link Facebook atau Twitter kalian, supaya si pembaca/pengunjung bisa melihat kalian.Katahttp://www.blogger.com/profile/01080722987656305264noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-9000880833410654187.post-15403269826708519552018-10-23T02:56:00.001-07:002018-10-23T03:19:12.508-07:00Mainan Penemu Jodoh<div style="text-align: justify;">
Seperti biasa, pagi ini hari senin, aeperti senin biasa pula yang aku rasakan, yaitu "menyebalkan". Entah kenapa, setiap hari senin, terasa sangat berat bagiku untuk melangkah keluar rumah. "TENG... TENG... TENG...TENG...TENG..." Jam kuno milik Eyang pun berbunyi, seakan menyambutku dengan riang. Hanya jam ini yang selalu bersamaku sampai sekarang, Orang Tuaku sudah pulang kerumah lama, alias Desa. Yahhh, walaupun kecil, tapi inilah Rumah hasil kerja keras Ayah dan Ibu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Dijam seginilah (5 Pagi) biasa Aku udah bangun untuk menunaikan sholat, setelah sholat hanya mie instan dan kopi lah yang menemaniku sampai waktunya tiba berangkat kerja. Tetapi terkadang menu ini pun berubah, bisa jadi teh atau susu sachet. dan terkadang makan sarapan dari sisa lauk tadi malem, sbg contoh sate, malam dimakan 5, sisanya buat esok paginya sarapan. Yah... Sedih terkadang memikirkan hidup seperti ini, tapi ya mau gimana lagi, hanya bisa menjalani aja, mungkin inilah kecukupan dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Karena, kecukupan dari Allah lebih bak, daripada kecupukan dari sesama Makhluk. Percaya aja, pasti esok masih bisa makan. Seperti kata Sidjiwo Tedjo, "meragukan esok bisa makan atau tidak, itu udah termasuk menghina Allah." Jadi disini, titik pointnya yaitu, Allah tidak akan menguji makhluk ciptaannya sampai diluar batas kemampuan ciptaan-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Klek, Bremmmm...." Suara motor warisan Ayah satu-satunya Si Legend Wing. "Semoga rame hari ini yang beli ya Allah' Suara dalam benaku, yaa, Aku hanya bekerja sbg Penjaga Toko Mainan Jalan Bulan Sabit IX. Disitu Aku bekerja dengan 5 teman, semuanya sbg penjaga Toko. Rara, Siva, Lisa, Adul itulah teman-temanku. "Baru sampai cuy?" sapa Adul. Iya nih Dul. Ngobrol kesana kemari sampai ngomongin ga jelas sama Adul, Sambil nyapu dan bersih-bersih. Beginilah kalo awal buka, pasti setiap pagi bersih-bersih dulu.<br />
<br />
1 Pelanggan, 2 Pelanggan, 3 Pelanggan, dan seterusnya, alhamdullillah lumayan pagi ini, jadi Bos ga songong. Bos Aku emang gitu, kalo sepi atau sedikit pembeli raut muka ga enak, bikin males, yang dia pikir sehari harus laku banyak. Kita tau, dan Kita pun berharapnya begitu, tapi namanya berdagang, kan ga selalu ramai. Tapi tidak bagi Bos, wajib, musti, harus ramai. Kan aneh... Aku sampai berpikir, jangan-jangan Tuhannya dia Duit. Kalo sama duit sampai kaya gitu tunduknya.</div>
Katahttp://www.blogger.com/profile/01080722987656305264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9000880833410654187.post-2812428829730291322015-04-14T00:46:00.001-07:002015-04-14T00:51:56.088-07:00Inilah Cinta Kita<div style="text-align: justify;">
<i>Kisah cerita ini bukanlah sebuah kisah fakta, akan tetapi sang penulis sangat berharab bagi semua orang yang membacanya kelak akan lebih menghormati dan mencintai pasanganya dengan tulus. Berusaha lebih menghargai apa saja yang telah di lakukan pasanganya meski terkadang tidak menyenangkan. Tapi percayalah bahwa apa yang telah pasangan lakukan adalah yang terbaik. Dalam kisah yang sangat mengharukan ini, mengajarkan kita bagaimana seharusnya yang harus di lakukan kepada pasanganya dengan jiwa yang tulus.dan membawa kita menjadi jati diri yang penyayang kepada pasanga kita dalam kondisi apapun. Sekian itulah yang di harabkan oleh sang penulis kepada pembaca.dan sekarang mari kita baca dengan berlahan dan menghayati kisah berikut ini.</i></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Kala itu Adi masuk disalah satu Kampus ternama di daerah Semarang. Sejak pindahnya Adi dan keluarganya, dari Ibukota Jakarta. Dan sekarang tinggal di sebuah daerah di Semarang, menjadikan Dia agak sedikit sulit mendapatkan teman baru. Seperti biasa sebagai mahasiswa baru. Adi di buli habis-habisan hingga Dia cerita kepada Orang Tuanya agar di carikan Kampus lain. Tapi Orang Tuanya nggak setuju dengan permintaan Adi, dikarenakan sibuknya sang Ayah harus memulai pekerjaan di perusahaan yang sedang dia pimpin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa haripun berlalu. Akhirnya masuk minggu kedua, Adi masuk sebagai mahasiswa baru. Barulah Dia mempunyai teman bernama Nika, yaa, Nika Cahyaningrum lengkapnya, merekapun sering bersama ditambah, Nika seorang wanita cantik yang cerdas, sampai suatu hari ketika mereka pulang bersama mereka dihadang oleh teman lelakinya bernama Danil. Dia pria yang cukup populer dan cukup jago basket dikampus tersebut, tetapi sayangnya Dion sangat sombong dengan keahliannya tersebut. Perkelahian pun akhirnya terjadi, Danil dan teman-temannya memukuli Adi karena cemburu. Memang Danil selalu menganggap Nika sebagai pacarnya, meskipun Nika tak pernah sedikit pun menyukai Danil. "berhenti!!!" teriak Nika sembari melerai dan membela Adi. Adi mendapatkan muka memar hampir di semua wajahnya. Hingga akhirnya Adi pun pingsan, dan melihat semua itu Danil dan kawan-kawannya langsung kabur.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Setelah siuman Adi baru tersadar bahwa dirinya berada di rumah sakit Pantiwilasa, karena panik Nika sebelumnya sempat menelphone Ayah Adi untuk segera datang di rumah sakit. Begitu takutnya dengan keadaan Adi. Nika sampai meneteskan air mata. Sesampainya Ayah Adi di ruangan Adi dirawat, Beliau sampai tak banyak berbicara. Setelah menemui Dokter langsung mengajak Adi pulang, dan seperti tidak peduli sama sekali dengan adanya Nika di dalam ruangan tersebut. Dan dalam keadaan sedih, Nika pun semakin bersedih hati, seakan tak percaya dengan apa yang dilakukan Ayah Adi. Tapi Nika lebih memikirkan keadaan Adi yang membuatnya selalu menangis beberapa hari kedepan, di tambah setelah kejadian tersebut, Adi gak masuk kampus selama beberapa hari, tanpa ada kabar sama sekali. Beberapa hari selang kejadian itu adi baru mulai berangkat ke sekolah dengan sedikit luka yang memar di wajahnya. Betapa bahagianya Nika kala itu melihat Adi menghampirinya. Adi menanyakan kabar Nika. Nika pun tersenyum sembari berkata, "Aku seneng kamu udah masuk lagi, dan baik-baik saja." Adi pun cuma tersenyum. Beberapa bulan kemudian Adipun akhirnya mengungkapkan rasa cintanya kepada Nika dengan sepenuh hati. Karena Adi merasa sudah sangat yakin bahwa Nika lah wanita yg tepat untuk dirinya. dan selama 6 bulan lamanya, cuma Nika yang selalu ada buat <span style="font-size: small;">Adi</span>. Dengan sangat bahagia nikapun membalas dengan senyuman pertanda menerima cinta Adi. Mereka pun akhirnya menjalani hari-hari selalu berdua. Bahkan mereka membuat semua teman-teman Nika merasa iri. Karena Adi selalu memberikan apapun yang Nika inginkan. Adi selalu ada buat Nika, dan sebaliknya. Semakin hari mereka saling mencintai, bahkan mereka pernah menuliskan nama mereka berdua di salah satu pohon terbesar yang ada di halaman kampus mereka, dengan simbolik takkan terpisahkan. Seusai mereka menyelesaikan pelajaran kuliah mereka. Meraka pun mulai mencari pekerjaan masing-masing. Adi bekerja di salah satu cabang bank Mandiri di daerah Pemuda Semarang sebagai manager, lantaran Bos pemilik bank tersebut, pernah menjadi rekan kerja Ayah Adi kala di jakarta dulu. Sedangkang Nika menjadi salah satu model kosmetik di perusahaan ternama dan menjadi icon perusahaan tersebut karena kecantikannya. Meski dengan karier yang begitu cemerlang, mereka berdua tak pernah seharipun, tak saling bertemu. Dengan kebanggaan masing-masing bukan membuat mereka jauh, melainkan semakin dekat, bahkan Nika pun sering kali menolak lamaran seseorang Pria yang mungkin terbilang lebih segalanya dari Adi dan berulang kali menolak ajakan makan bersama rekan kerja laki-lakinya. Karena hanya Adi lah yang di cintainya. Hingga akhirnya karena Adi sudah merasa mampu. Ia pun minta restu kepada Ayahnya untuk menikahi Nika. Ayahnya pun dengan bangga dan merestui apa yang di inginkan Adi.<br />
<br />
Keesokan harinya dengan sangat bahagia ketika bekerja Adi menghubungi Nika untuk bertemu di tempat favorit mereka, dengan beralasan ada yang ingin di sampaikan, karena sebenarnya adi sudah tak ingin lama-lama memberitahu kepada Nika, bahwa Dia akan menikahinya. Nika pun dengan sangat riang seperti biasanya meng-iyakan ajakan Adi. Jam pun terus berputar sampai datang waktunya mereka berdua pun bertemu di kafe favorit mereka di daerah Simpang 5. Seusai memesan makanan Adi pun mengawali pembicaraan sembari membawakan setangkai bunga mawar merah dan sepasang cincin emas, dan mengatakan kepada Nika, apa maksud dari pertemuan ini. "maukah Kamu menikah denganku???" kata Adi berbarengan alunan lagu yang sangat romantis kala itu sengaja sudah di atur oleh Adi untuk moment tersebut. Dengan meneteskan air mata dan tak bisa berkata apa-apa Nika hanya bisa menganggukkan kepalanya sembari memeluk erat Adi, dan semua tamu yang ada di kafe itu pun secara bersamaan memberikan tepuk tangan dan memberikan selamat kepada mereka. Kini cinta mereka semakin erat, bahkan tak akan ada yang mampu memisahkan mereka. Sampai tiba suatu hari, malapetaka pun tiba. Adi mendapat kabar bahwa Nika mengalami kecelakaan mobil, dan saat itu di rawat dirumah sakit Elizabeth Semarang. Seakan tak percaya dengan kabar itu. Adi langsung meninggalkan kantornya dan menuju rumah sakit dimana Nika dirawat. Sesampainya di sana. Adi bertemu dengan Orang Tua Nika yang sedang menunggu kabar dari Dokter dengan meneteskan air mata. Adi pun menanyakan kabar Nika pada Orang Tua Nika, Ayah Nika hanya bisa terdiam dengan air mata yang terus mengalir. Semakin larut dalam kesedihan, Adi pun tak kuasa meneteskan air matanya. Dokter akhirnya keluar dan mengabarkan keadaan Nika yang sangat memprihatinkan, karena luka yang sangat berat di kedua matanya yang kemungkinan akan membuat Nika kehilangan penglihatanya. Dengan sangat terpukul keluarga nika tak kuasa menerima berita itu hingga Ibu Nika pingsan. Mendengar semua itu adi tersenyum dan berkata dalam hati "alhamdulilah, yang terpenting Nika masih hidup". Berbulan-bulan Nika dirawat dirumah sakit dengan mata di balut di perban dan luka-luka ringan yang ada di tanganya sudah hampir sembuh. Adi dengan sabarnya merawat Nika sendirian. Adi mempersilahkan kedua Orang Tua Nika untuk pulang dan beristirahat. Dalam keadaan semakin membaik Nika, akhirnya sudah bisa sedikit bercanda sama Adi, hingga suatu ketika hati Adi terasa sakit ketika mendengar Nika berkata ingin cepat sembuh dan melihat wajah tampan adi, seperti biasanya. Nika berkata kangen banget sama hari-hari seperti biasanya. Adi pun tak kuasa meneteskan air matanya. Tak kuasa dan tak tega untuk memberitaukan kepada Nika bahwa dirinya sudah kehilangan penglihatanya. Adi pun hanya berkata kepada Nika, sembari membasuh air matanya. "Apapun keadaan Kamu, sekarang, sampai kapan pun Aku akan selalu ada untuk mu, dan tak akan Aku biarkan Kamu sendirian, Aku akan selalu mencintaimu". Dan mendengar ucapan Adi, Nika tersenyum bahagia dan akhirnya Nika tertidur.<br />
<br />
Adi melihat kearah Nika dan kembali meneteskan airmatanya karena teringat kata-kata Nika yang ingin sekali melihat dirinya tersenyum di depanya. Adi pun langsung keluar dari ruangan Nika dan menemui Dokter. Adi memohon kepada Dokter untuk mencarikan donor mata untuk Nika berapapun biayanya. Dokter hanya bisa berkata akan mencobanya.<br />
<br />
1 bulan pun berlalu dan 1 pun pendonor mata yang di cari tak ada yang cocok, hingga membuat semua harta Adi habis karenanya. Adi pun tak patah harapan dengan semua itu. Seakan dirinya tak memikirkan sedikit pun hartanya demi agar Nika bisa melihat kembali. Tapi apalah daya Adipun tersadar tanpa biaya gak mungkin mendapatkan donor mata untuk Nika lagi. Adi pun sedih tak henti-hentinya meneteskan airmatanya dan berdoa kepada TUHAN untuk membantunya. Dengan keadaan yang memprihatinkan Adi terlihat semakin kurus karena terlalu memikirkan keadaan Nika. Dan tak pernah menyerah karena cintanya kepada Nika. Ketika membasuh muka Adi melihat wajahnya yang semakin terlihat jelek dengan rambut yang terlihat panjang dan kumis yang mulai tumbuh tak terurus. Tapi Dia tak memikirkan keadaanya. Dia hanya memikirkan Nika, hingga akhirnya Dia tersadar ketika melihat matanya sendiri. Dia berfikir, kenapa nggak mendonorkan matanya sendiri untuk Nika. Akhirnya dengan semangat Adi menemui Dokter dan memohon untuk memeriksa kondisi matanya untuk, memastikan kecocokanya, dengan tatapan yang mengharukan Dokter pun akhirnya menyetujui untuk memeriksa mata Adi. Dan tanpa diduga sama sekali Kebahagiaan Adi pun datang ketika mendengar Dokter mengatakan bahwa kedua matanya cocok untuk Nika. Adi pun bersyukur dan bersembah sujud dan banyak-banyak mengucapkan syukur terima kasih kepada Allah ( yaa, Adi seorang muslim) dan siap melakukan oprasi untuk memulai pemindahan bola mata untuk kekasih tercintanya Nika, apabila mendapatkan persetujuan dari Orang yang bersangkutan yaitu Adi. Adi pun terlihat sangat bahagia tak tak terkira. Dia pun menemui Nika seperti biasa. Menyuapi Nika dan mengajak Nika bercanda. Di tengah candanya, Adi berkata kepada Nika, "apa yang akan Kamu lakukan pertama kali ketika perban di mata Kamu di lepas ?". "Orang yang pertama kali ingin Aku lihat adalah Kamu sayang, hanya itu, gak ada yang lain" jawabn Nika disertai tersenyum sumringah. Adi pun sangat terharu dan meneteskan air matanya, Adi pun tiba-tiba batuk dan Nika mendengarnya tapi Nika berfikir Adi baik-baik saja. Padahal tanpa di ketahui Nika, sebenarnya selama ini Adi merasa tubuhnya semakin lemah, karena tak terurus. Dan Adi sering batuk berdarah tanpa sepengetahuan Nika. Tapi Adi selalu berusaha untuk terlihat kuat di depan Nika yang saat itu Nika tidak bisa melihatnya. Adi mencoba keluar ruangan untuk membeli beberapa minuman untuk Nika karena stok minuman mineral Nika hampir habis. Tiba-tiba Adi pun tersungkur tak kuasa karena merasakan tubuhnya sangat lemah. Suster yang mengetahuinya pun langsung membawanya ke ruang ICU untuk di periksa Dokter. Usai siuman ke esokan harinya Adi terbangun melihat ada jarum infus menancap di tangan kirinya. Tubuhnya masih terasa lemas. Hingga tiba Dokter menemuinya. "jangan kasih tahu Nika dok dengan keadaan saya, dan tolong suruh suster belikan air mineral buat Nika karena air mineral di kamarnya hampir habis" kata Adi. Mendengar ucapan Adi, Dokter pun meneteskan air mata tak kuasa melihat sebegitu hebatnya sosok laki-laki ini, "hebat laki-laki ini, kesetiannya sungguh luar biasa, baru pertama kali Aku bertemu pasien seperti ini" dalam benak Dokter tersebut. Melihat Dokter meneteskan air matanya Adi bertanya, "ada apa dok, kenapa menangis?". Dokter pun berkata dengan sangat berat mengabarkan bahwa kedua ginjal adi sudah rusak parah. Harus segera mendapatkan donor minimal 1. Untuk membuat diri Adi, setidaknya bisa sembuh meski tak sekuat dulu. Mendengar kata dokter Adi pun berkata "ALHAMDULILAH" karena telah di berikan kekuatan selama ini untuk bisa merawat Nika. Dokter semakin tak kuasa mendengar ucapan Adi. Dan akhirnya meninggalkan ruanganya. Nika terbangun tak mau makan di karenakan bukan Adi yang menyuapinya. Nika bertanya-tanya, dimanakah Adi, tapi tak dia tidak mendapatkan jawabanya selama 2 hri. Dua hari berselang, di ruangan lain kondisi Adi semakin memprihatinkan, hingga akhirnya Adi menyuruh Dokter untuk segera melakukan oprasi pemindahan bola matanya dan pastinya tanpa sepengetahuan Nika. Ketika siuman, dengan mata terbalut perban Adi berharap oprasi berjalan lancar. Dan Adi tersenyum sangat bahagia ketika mendengar salah satu suster memberitaukanya, bahwa oprasinya sukses. Dan dalam jangka waktu seminggu kedepan, kemungkinan perban di mata Nika bisa di lepas. Adipun tersenyum lega. Nika yang merasa Adi sudah tak lagi memperhatikanya mulai merasa jengkel dengan Adi. Dia berfikir bahwa kini Adi meninggalkanya karena sudah hampir 1 minggu tak menemuinya seperti hari-hari biasanya. Nika semakin marah ketika mendengar kata ibunya bahwa dirinya juga nggak tau dimana Adi. Dengan berbohong Ibu Nika mengatakan semua itu karena sudah berjanji kepada Adi. Begitu pula Ayah Adi yang sudah tak sanggup lagi berkata apa-apa tentang apa yang telah dilakukan anaknya, demi orang yang sangat di cintainya.<br />
<br />
Nika akhirnya merasa tak peduli akan adanya Adi. Dengan semua amarah pribadinya karena merasa di hianati oleh cintanya. Akhirnya harinya pun tiba, dimana perban yang melilit mata Nika di buka oleh Dokter. Dalam lubuk hati Nika, Nika masih sangat berharap ketika perbanya selesai di buka Adi ada di depanya, dan memberikan surprais kepadanya, akan tetapi penyesalanpun semakin datang karena ketika Nika membuka mata, Adi tak terlihat di depanya. Akhirnya Nika menangis dan tak mau bertemu siapapun untuk saat itu. Hati Nika seakan teriris melihat kenyataan yang menganggap Adi benar-benar meninggalkanya. Sosok orang yang sangat di cintainya pergi tanpa berpamitan sama sekali. Jika mengingat semua perkataan Adi dulu Dia pun semakin tak karuan sedihnya. Hingga akhirnya Nika di perbolehkan pulang oleh Dokter siang itu. Mendengar kabar dari suster yang saat itu merawat Adi, bahwa Nika sudah diperbolehkan pulang dan siang nanti Nika akan keluar dari rumah sakit. Adi tersenyum bahagia, tubuhnya yang semakin kurus tak kuasa menahan bahagianya, dirinya hingga akhirnya, Adi terjatuh dari tempat tidurnya. Melihat kejadian itu suster langsung memanggil Dokter untuk memeriksanya. Alangkah sedihnya, Ayah Adi mendengar bahwa Adi koma dan peluang untuk selamat hanya 30%. Ayah Adi pun menghubungi Ayah Nika untuk memberitahukan kabar Adi. Di sela-sela percakapan Nika tak sengaja mendengar apa yang telah di perbincangkan oleh Ayahnya. Nikapun bertanya kepada Ayahnya seakan pingin tahu yang sesungguhnya terjadi. Nika merasa ada yang di sembunyikan selama ini tentang adi. Karena tak tahan mendengar anaknya mendesak Ayahnya terus. Ibu Nika akhirnya menceritakan hal yang terjadi sebenarnya, bahwa sebenarnya Nika sudah mendapatkan donor mata, dan yang menjadi pendonornya adalah Adi, dan kini Adi dalam keadaan koma karena, kerusakan kedua ginjalnya, karena selama ini Adi tak sedikit pun memperhatikan dirinya sendiri ketika merawat Nika, begitu sedihnya Adi ketika harus mendengar bahwa Nika harus kehilangan penglihatan, dan begitu gigihnya mencari donor mata buat Nika sampai hampir semua hartanya habis. Tapi Adi tak pernah menyerah sampai akhirnya Adi pun tak sadarkan diri dan menjalani perawatan. Mendengar semua penjelasan Ibunya, Nika menangis seakan tak kuasa. Dia yang telah menganggap Adi yang sudah meninggalkanya dan tak peduli kepadanya, ternyata salah besar, kini malah Adi yang koma karena segala pengorbananya untuk nya. Nika semakin tak kuasa untuk menangis sejadi-jadinya. Akhirnya yang seharusnya siang itu Nika sudah diperbolehkan pulang, Dia dan sekeluarganya menengok keadaan Adi. Nika memohon kepada Dokter untuk melihat keadaan Adi secara langsung. Karena mendesak, akhirnya Nika diperbolehkan menengoknya. Seakan tak percaya apa yang di lihatnya, hati Nika sangat perih air mata menetes dengan derasnya ketika melihat keadaan Adi yang semakin kurus tak terurus dengan mata terbalut perban dan tak sadarkan diri. Nika mencaci dirinya sendiri, Dia tak kuasa menahan tangis dengan batinya sendiri seakan masih tak percaya semua ini terjadi. Nika keluar menemui Dokter untuk bertanya tentang masalah Adi. Nika semakin terkejut setelah mendengar penjelasan dari dokter, bahwa Adi akan mengalami gagal ginjal. Dan harus mendapatkan ginjal baru secepatnya. Nika meneteskan air mata sembari melihat kearah Adi. Lalu berkata kepada Dokter, "Ambilah ginjalku 1 dok, yang terpenting, Adi bisa selamat, Aku benar-benar menyesal, telah salah sangka kepadannya". Dokter menolaknya karena keadaan Nika yang baru saja pulih dari sakitnya. Tapi Nika terus memohon sembari menangis, bahkan Nika berkata "Aku rela mati, asal Adi selamat, dok". Mendengar kata-kata Nika semua yang ada di ruangan itu, bahkan Dokter dan suster pun ikut meneteskan air mata.<br />
<br />
Tak butuh waktu lama, setelah keluarga Nika menyetujui, akhirnya Dokter melakukan pengecekan ginjal Nika untuk mengetahui sehat ataukah dalam keadaan kurang sehat. Setelah hasil pengecekan tentang kesehatan Nika keluar, Dokter memperlihatkan bahwa ginjal Nika sehat, dan dapat melakukan pembedahan secepatnya. mendengar kabar tersebut, Nika langsung berkata "ayo cepat dok, lakukan oprasi sekarang bila perlu." sambil meneteskan air matanya, Dokter mengatakan, bahwa oprasi akan di lakukan sore nanti, dan sebelum waktunya datang, Dokter menyuruh Nika untuk beristirahat terlebih dahulu. Nika tak henti-hentinya berdoa agar Adi selamat, dan akhirnya Nika tertidur. Waktu terus berjalan, hingga waktu oprasi pun datang, dan akan segera di mulai. Dan Nika melihat wajah Adi yang sangat pucat berada di sampingnya, di ruang opreasi.sebelum oprasi dilakukan Dokter tercengang setelah mendengar ucapan Nika yang memohon untuk memberikan 1 mata dari adi, supaya di kembalikan kepada Adi kembali. Dan dengan penuh harapan, Nika memohon kepada Dokter, lagi-lagi Dokter tak kuasa menahan air matanya dan memenuhi keinginan Nika.<br />
<br />
Oprasi pun berjalan lancar, Nika dan Adi masih tak sadarkan diri dengan berbalut perban pada mata mereka berdua. Setelah oprasi, mereka kini berada di 1 ruangan yang sama. Hingga beberapa hari akhirnya kondisi Adi semakin membaik, begitu pula dengan Nika, dan minggu depan, balut perban mata mereka bisa dilepas, mendengar kabar itu, kedua keluarga Nika dan Adi merasa sangat bahagia, hingga tiba akhirnya, tibalah waktu dimana perban mereka dibuka. Tanpa berkata sedikit pun karena pesan dari Nika, Dokter membuka perban mata Nika, setelah selesai, Nika tersenyum bahagia melihat keadaan Adi yang semakin membaik, tubuhnya yang sangat kurus, kini sudah sedikit berisi, sembari meneteskan air mata, Nika meninggalkan ruangan itu, di ikuti orang tua Nika, akhirnya, giliran Dokter membuka perban mata Adi dengan berlahan. Setelah selesai, Adi mencoba membuka matanya, dan tak disangkanya, ternyata Adi bisa melihat kembali. Adi terheran-heran, sembari melihat kekiri dan kekanan, Adi tak melihat siapa-siapa selain Ayahnya. Setelah beberapa menit akhirnya, Adi pun bertanya kepada Dokter, hal pertama yang di katakan adalah bagaimana keadaan Nika sekarang, apakah Nika sehat ? lalu Adi bertanya lagi, sebenarnya, apa yang terjadi pada dirinya selama ini, dan kenapa Adi bisa melihat lagi.<br />
<br />
Sebelum Dokter menjawab semua pertanyaan Adi, Nika pun muncul dihadapan Adi dengan meneteskan air mata sembari tersenyum lalu lari memeluk Adi. Sangat tak di duga sebelumnya. Adi pun terharu, karena masih bisa melihat Nika kembali, dengan isak tangis di pelukan Adi, Nika berkata, "Jangan bodoh lagi ya, jangan tinggalin Aku lagi ya, jangan pernah..." sambil terus memeluk Adi. Adi pun akhirnya tersadar dan melihat wajah Nika, dan mengetahui bahwa mata yang di donorkan untuk Nika, ternyata, Nika mengembalikan yang sebelah kanan, jadi, hanya mata sebelah kanan Adi yang berfungsi normal, sedangkan Nika hanya mata sebelah kiri yang berfungsi normal, begitu juga dengan ginjal mereka.<br />
<br />
Tak kuasa melihat wajah Nika yang diselimuti kebahagian sambil menangis tersedu-sedu, Adi pun meneteskan air matanya sembari berkata, <i>"Aku mencintaimu, dalam kondisi apapun dan mencintaimu, dari dulu, kemarin, saat ini, esok, lusa, dan selamanya"</i>. Nika yang mendengar ucapan Adi semakin tak bisa menahan air mata yang mengalir di kedua pipinya, dan mereka pun menangis bersama. Dokter, suster bahkan ke 2 orang tua mereka pun tak bisa menahan kebahagiaan, karena kegigihan cinta mereka hingga akhirnya, ruangan itu penuh dengan orang yang meneteskan air mata karena terharu.<br />
<br />
Tak lama setelah keluar dari rumah sakit, akhirnya Adi dan Nika pun melaksanakan pernikahan, walau pun keduanya hanya memiliki masing-masing satu mata yang normal untuk melihat dan satu ginjal. mereka hidup bahagia hingga mendapatka momongan yang lahir dalam keadaan sehat dan dalam kondisi yang normal, hingga suatu ketika Adi dan Nika bersama anak laki-lakinya mendatangi sebuah pohon besar yang ada di halaman kampus mereka dulu, yang dulu juga pohon tersebut, telah tertulis nama mereka berdua. Sesampainya mereka di sana, mereka melihat nama mereka masih sangat jelas terbaca, walaupun sedikit lumut dan jamur menutupinya, dengan sangat bangga dengan cerita cinta mereka Adi pun akhirnya menambahkan sebuah nama di bawah nama mereka, nama itu bertuliskan. <b>DIKA, </b>anak pertama mereka yang menjadi bukti cinta mereka yang tak terpisahkan.<br />
<br />
<i><b>Tamat...</b></i><br />
<br />
Pengarang / Hak Cipta :<b> <a href="https://facebook.com/aries.jail">Aries</a></b><i><b><a href="https://facebook.com/aries.jail"><u> </u></a></b></i></div>
Katahttp://www.blogger.com/profile/01080722987656305264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9000880833410654187.post-65573748933447252092015-04-09T06:49:00.001-07:002015-04-14T06:08:08.200-07:00Seperti Sebelumnya Sebagai seorang laki-laki yang lahir sebagai anak pertama, di keluarga yang kurang mampu, mau tidak mau Aku harus menjadi tulang punggung keluarga. Aku harus bekerja mati-matian untuk memenuhi kehidupan hidup keluargaku terutama sekolah Adik perempuanku yang sudah hampir lulus dari SMA di salah satu sekolah swasta di daerahku. Suatu hari ketika di tengah pekerjaanku yang amat sangat melelahkan seperti hari-hari biasa. Salah satu temanku bernama Benni tiba-tiba memperlihatkan sebuah foto wanita yang terbilang lumayan cantik di dalam handphonenya. "Hemmmt siapa tuh?" sahutku. "Pacarku lah." ungkapnya. "Kamu kapan punya pacar?" celotehnya. Aku hanya bisa terdiam, lalu pergi. Di sela-sela kepergianku. Aku sempat berfikir. Ternyata emang aku terlalu naif. Selama ini, Aku bahkan tak pernah sedikit pun memikirkan seorang wanita, dan selama ini tak pernah ada satu wanita pun yang spesial di dalam hatiku. Karena terlalu sibuk dengan urusan kerjaan yang harus Aku jalani selama ini. Apakah slamanya Aku akan seperti ini, batinku. Haah, Aku terperanjat kaget karena tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang. "Gimana kerjaan kamu?" ternyata bosku yang menghampiriku karena meungkin melihatku melamun, aaaaa... "Sudah Pak" jawabku sekenanya. "Ohh ya sudah, jangan banyak ngelamun, nanti kesurupan kamu, hehe :D" sambil melangkah pergi beliau tertawa lirih. Akupun langsung pergi untuk cek ulang semua pekerjaanku, dan segera menyelesaikan sisanya, sebelum di ketahui bosku, karena aku tadi sempat berbohong kepadanya..<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Setelah beberapa hari sejak kejadian tersebut, setiap hari pikiranku menjadi sangat kacau tak karuan. Tak seperti biasanya. Aku mulai merasa malas malasan bekerja, hinga tanpa sadar Aku sudah tak berangkat kerja selama 3 hari dengan beralasan sakit, setiap hari hanya Aku habiskan untuk bermalas-malasan di kamar main PS dan baca buku-buku cerita lucu yang kuharap bisa membuatku melupakan tersebut. Ternyata salah. Aku malah semakin terjebak didalam perasaan yg semakin tak karuan. Keesokan harinya Aku berangkat kerja seperti biasanya. "ehhh Bro, Kamu di panggil tuh sama bos" kata beni serambi jalan di depanku. "haah, waduh bakal kena sp nih pikirku". Aku melangkah masuk keruangan pak Heru yahh, nama itulah yang memberiku uang setiap bulannya.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
Aku tertunduk dihadapanya tanpa kata-kata. "hay val (yahh, val, Noval Putra Hendrawan itulah namaku), gimana kesehatanmu, sudah membaik? sudah siap kerja hari ini?, Saya dengar dari Beni katanya Kamu terkena tipus ?, maaf kemaren belum sempat menjenguk kamu. Sembari menyodorkan sebuah amplop putih. "Iya Pak gak papa dan maaf karena Saya gak bisa berangkat selama 3 hari", balasku seraya meraih amplop putih yang di berikan bosku. "Gila bisa-bisanya bohong pada bos tentang sakitku. Tapi kalo Aku tidak bilang bohong mungkin hari ini, aku bakalan kena sp beneran. Syukur deh, makasih ben", dalam benakku. "Ya sudah silahkan kembali ke ruang kerjamu val" kata bosku. "i, iyaa Pak" kataku dan langsung aku melangkah pergi meninggalkan ruangan bos yang bener-benar dingin karena AC. Aku melihat ada yang aneh di ruang kerjaku.<br />
<br />
"!!!" perhatianku tertuju pada seorang wanita yang sedang kebingungan mengutak-atik komputer "gimana cha ? ada masalah ?" tanyaku kepada Icha. Yaaa, Icha. Icha adalah seorang gadis yg memiliki fisik tidak terlalu cantik, tingginya hanya sekitar 135 cm beratnya mungkin menurut perkiraanku 43 Kg. Tapi yang Aku suka dari dia adalah, dia menggunakan hijab di tambah ada tanda khas kalo istilah jawanya (dekik) di kedua pipinya ketika dia tersenyum. "ini loo tiba-tiba mati sendiri komputernya" kata Icha. saat Aku mencoba membantu mengeceknya, ternyata masalahnya terjadi karena kabel power lepas. Sambil tersenyum kecil dan bercanda Aku berkata "ini looo Jeng masalahnya. Kabel lepas. Jeng, Jeng" sambil tersipu malu juga Icha menjawab "gak tahu Aku, hihi, makasi ya val". "Sama-sama cha" sahutku. Sore pun tiba, dan waktunya untuk berkemas pulang. Saat itu gak tahu kenapa dan gak biasannya, perut rasanya lapar teramat sangat, dan Aku memiliki ide untuk makan ditempat biasa, resto kecil yang pelayannannya cepat dan kwalitas masakan baik dan banyak juga menu disini yang pas dengan kantong karyawan sepertiku dan banyak juga menu yang telah menjadi menu favoritku, Saat motor hampir keluar pagar kantor, dari kaca spion Aku melihat Icha berjalan sendiri, Engga tahu kenapa, sore ini Aku pengen banget ajak dia bareng, dan gak make lama, Aku hampiri Icha dan Aku ajak pulang bareng, dan gak lama juga Icha menerima ajakanku untuk pulang bareng, yang sebelumnya Aku telah ngejelasin untuk mampir makan dulu. Kitapun akhirnya jalan. Dan sesampainya, Kita langsung masuk dan dapat bangku di pojok sebelah kanan. "hay kak." sambut salah 1 kariawan. "Hay juga" balasku. "siapa nih kak, pacarnya ya?" balesnya. "haah. (kaget setengah mati nggak bisa berkata apa2 takut kalo si icha jadi nggak mood makan) gak kok. temen kerja" sahutku, dan Aku melihat ke arah Icha dia hanya tersenyum. "Akrab juga Kamu sama pegawai sini" Icha berkomentar kepadaku. "Iyaa (hee..hee.) biasa aja kok". "Sering makan sini ya Kamu ?" balas icha. "i, iyaa" sahutku. di tengah obrolan tibalah makanan yang sudah kami pesan. "heey kok gemetar gtu sih" kaget rasanya tiba-tiba Icha melontarkan ucapanya. waduh gimana nih ketauan juga ternyata..hee..eee..aku hanya bisa tersenyum sambil mengalihkan perhatian. "Kamu kenapa sih?". Icha bertanya lagi. "a, aku, gapapa kok" sahutku. "bohoong ahh" balasnya. Akhirnya Aku jujur sama dia. Jujur ya baru pertama kali Aku makan sama cewe, makanya aku... akuu... udahlah. luupain" "owhhh... kirain kamu kenapa. Itulah awal pertama Kita makan bareng hingga sampai beberapa bulan kedepan kita sering makan dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.dan semakin akrab. Suatu hari ketika lagi fokus kerja. tiba-tiba ada yang ngirim email ke Aku. Aku lihat dari pengirimnya tidak asing. "fyracute@yahoo.com jangan-jangan ini..." dan ternyata dugaanku itu benar, ini pesan dari Fyra teman SD ku, bisa dibilang Sahabatku selama SD hingga SMP, selama masa sekolah itu, selalu berada pada 1 sekolahan yang sama tanpa disengaja, sampai akhirnya saat persis sedang melakukan upacara kelulusan alias perpisahan, si Fyra diajak Bokapnya pindah ke Luar Kota, karena sang Bokap dipindah tugaskan. sejak saat itu yaahhh masih berhubungan melalui sms, dan suatu hari tanpa aku sadari SIMCARD ku hilang, waktu itu ada temen sekelas pas SMA pinjem HP sedangkan HPnya saat itu batre ng-drop dan dia harus menghubungi pacarnya, yahh maklumlah masa SMA kalo lagi pacaran, marahan dikit cowok bingung.<br />
<br />
"Selamat pagi sahabat terbaiku, gimana nih kabarnya ? masihkah Kamu tinggal dirumah yang dulu ?" pesan yang dikirim oleh Fyra kepadaku, saat Aku cek tanggal pengiriman, ternyata sudah 2 hari yang lalu masuk. Maklum Aku jarang sekali buka email. Saat itu juga gak pake lama, Aku balas pesan itu "Sore juga hihi ( saat Aku bales posisi lagi dikantor nunggu untuk pulang) Fyr, maaf yaa, jarang buka email Aku, jadi gak tahu kalau ada pesanmu masuk, Aku sehat Fyr, Kamu gimana, Bagaiaman dengan Om dan Tante, baik juga, kan ? dan Aku masi tetep dirumah yang dulu Fyr. Kmu dimana, Apakah kamu uda pulang ?" seperti itulah balasanku untuk Fyra. Dan gak lama, jam pun menunjukkan pukul 4 sore, dan saatnya pulang. Baru keluar dari kantor beberapa meter, Aku mendengar Benni memanggilku, otomatis Aku berhenti dan menengok belakang. "Kamu gimana sih, HP bau jigong gini masih aja ketinggalan!" kata Benni. Aku raba saku celana kanan kiri dan belakang, ternyata iya HP ketinggalan. "Bau jigong Jidadmu lebar, btw kamsia ya Ben, Kamu emang sahabat terbaikku." kataku sambil ngakak. Lalu jawab Benni "sebenernya Aku uda kepikiran mau Aku jual, lumayanlahh, kalo masi bisa 2 juta" sambil kabur ninggalin Aku. "Kampret yaa Bennnn." kataku sambil teriak, lalu melanjutkan perjalanan pulangku.<br />
<br />
Matahari pun semakin dalam bersembunyi, dan Aku uda sampe rumah dan bersantai, ditambah lagi, besok juga sabtu, dan Aku libur, maklum, kantor kan sabtu minggu libur, walaupun ada juga yang engga sih. saat lagi asik ngobrol bareng Bokap dan Nyokap cuman sama mereka ngobrol, soalnya Tata, yahh Adiku bernama Tata, lengkapnya Tata Putri Hendrawan, dia lagi keluar sama pacarnya, mau nglarang gimana coba, Dika, nama pacarnya Adikku itu, dia dengan gentle dateng kerumah kalo gak salah sekitar 2 Tahun yang lalu, dan ngomong didepan Bokap, Nyokap dan Aku, dengan tegar dan berani Dia ngungkapin suka pada tata di depan Kami, memang pertama dilarang Bokap, katanya umur segini pacaran buat apa, buat pamer, gitu katanya. Tapi si Dika ini tetep kekeh pada pendiriannya, setiap hari jemput brangkat sekolah bareng, pulang pun bareng, hingga Akhirnya Bokap pun luluh, dan mengakui keberaniannya, dan akhirnya Bokap menyetujui Hubungan itu dengan syarat, yahh, kalian tahu lah, syarat pacaran dari Ortu, harus setia lahh, jangan macem-macem lahh, ini lah itu lah, dan dengan berani, Dika menyanggupi. Aku sempet berpikir, gila ni bocah. gentle banget. Dan eeee, gak nyangka hubungan mereka bertahan sampe sekarang. Kembali ke "cerita" hihi, nahh, saat lagi Asik ngobrol bersama tadi, dari teras, terlihat seorang cewe, berambut panjang, membuka pintu pagar, dan masuk kerumah, semakin dekat, semakin dekat, Aku masih belum mengenalinya, "Selamat sore Tante Om (yahh waktu itu masih sekitar jam setengah 7 sore) masih inget Aku" kata cewek itu sambil tersenyum manis.<br />
<br />
"Maaf, siapa ya?" kata Nyokap. Aku masih terdiam di tempat duduk sambil memandangnya. Tiba-tiba cewe itu berkata sambil berakting nangis kaya anak SD "huu huu huu, Tante, boneka ku diambil Noval". Seketika itu juga, Bokap dan Nyokap kecuali Aku, langsung menyadarinya, dan dengan serempak Bokap Nyokap teriak "FYRAAAA". "Y Allah, dari mana aja, baru keliatan, ilang gak ada kabar, Papah Mamah gimana, sehat ?" timpah Nyokap". "Allhamdullillah, mereka dalam keadaan baik kok Tante Om ndiri gimana, sehat juga kan ?". Mereka masih saling lempar tanya, dan Aku hanya terdiam dan memandang, sambil berucap dalam hati "Masya Allah, Fyra semakin cantik dan manis aja (nb : kenapa saya mengucap Masya Allah, bukannya Subhanallah, karena ternyata selama ini kita (muslim) warga Indonesia sering tertukar dalam hal pengucapan tersebut, untuk detail lebih dalam silahkan cek saja di google). "Serius ini Kamu Fyr?" kata ku dengan spontan, karena masih tidak percaya. Jujur, sebelumnya Dia memang sudah cantik, banyak teman sekelas saat SMP naksir dengannya. dan semakin gak percaya, sekarang semakin cantik dan manis. Malam itupun kuhabiskan untuk mengobrol <b><i>ini itu banyak sekali</i></b>, (hehe, malah kaya lagu doraemon). bersama Fyra, Bokap dan Nyokap<br />
<br />
Jam pun akhirnya menunjjukan pukul 9:30 malam, sudah cukup malam bagiku untuk perumpuan seperti Fyra keluar malam-malam, "Val, anter Fyra pulang gih." celoteh Bokap secara tiba-tiba. Begitu pun dengan Nyokap. Mau gak mau, Aku pun mengantarkan Fyra pulang, saat baru aja ngebuka pintu pagar rumah, Kita berpapasan dengan Tata, "Mas, mau kemana Mas, jam segini bawa cewe cakep" kata Dika. secara spontan pun Tata nyubit Dika sambil berkata "Udah mulai genit nihh Kamu ya" Kami pun tertawa sejenak, setelah itu, Tata sadar bahwa itu adalah Fyra "Kaka Fyra yaa, dari mana aja, baru nongol kak?" kata Tata. "Iya nih, lagi sibuk aja Aku Ta." Kata Fyra. Dan sebenarnya, Tata mau ngajak ngomong lagi, tapi karena uda malam, Aku langsung tancap gas pergi ninggalin Tata dan Dika. Rumah Fyra deket sih, mungkin selisih beberapa gang aja.<br />
<br />
Saat mau masuk gang, Fyra ngomong "Stop, berhenti sini dulu, Kita makan dulu yaa, Aku laper nih." ternyata, didepan gangnya, selalu ada deretan penjual nasi goreng dan mie jawa, ada juga bakso, sate, nasi kucing, yahh, bisa dibilang, cukup rame dengan makanan, didepan gangnya Fyra, dan yang Kami duduk yang disediakan tukang Nasi goreng, karena, Fyra ingin makan Nasi Goreng, sekitar 10 menit, akhirnya nasi goreng pun jadi, Kita makan sambil ngobrol santai, "btw, gimana nih sekarang, kerjaannya lancar kan ?" kata Fyra. Lalu Aku jawab "Allhamdullillah, lancar, Kamu sendiri, sekarang kerja dimana ?". "Aku sekarang gantiin Ayah nih, ngurusin usaha furniture-nya, dan sebenernya Aku uda balik kesini sejak 1 bulan yang lalu." kata Fyra. Akhirnya makan pun habis dan dengan santainya dan tanpa dosa, Fyra nyletuk "bayar Kamu ya Val." buju buneng, seperti kena gigitan semut api. kaget. karna pas itu, Aku nganter Fyra pulang hanya make celana kolor yang g ada sak sakunya, otomatis Aku g bawa dompet. Sambil tersenyum kecil dan ngeledek, Fyra ngomong "becanda becanda, Aku tahu kok, Kamu ga bawa dompet". Dalam hati, ni bocah, bikin jantungan aja.<br />
<br />
OK deh, makan uda, bayar uda, dan ga make lama, Aku langsung nganter Fyra pulang. setelah sampe depan rumahnya "Aku langsungan ya Fyr, uda makem banget nih" kata ku. dan Tiba-tiba aja Fyra meluk dan berbisik, "makasih banya Val, Aku seneng banget malam ini, sekali lagi makasih". Setelah itu, Aku hanya tersenyum dan langsung balik. Selama di perjalanan, tanpa sadar, Aku terus terbayang-bayang kejadian barusan, kenapa ? ada apa ini ?? ribuan tanya memenuhi pikiranku. Memang, dari dulu, Aku dan Fyra emang udah deket, tapi ga menyangka, kalo Fyra bakal ngelakuin hal kaya gini.<br />
<br />
<b><i>Bersambung...</i></b><br />
<br />
Pengarang / Hak Cipta : <b><a href="https://facebook.com/aries.jail">Aries</a></b> dan <b><a href="https://facebook.com/valra19">Valra</a><i> </i></b></div>
Katahttp://www.blogger.com/profile/01080722987656305264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9000880833410654187.post-42029870860757746282015-04-07T07:39:00.001-07:002015-04-08T07:06:53.776-07:00Dimana Aku<div style="text-align: justify;">
Aku merasakan goncangan yang sangat besar di sertai suara letusan yang sangat keras hingga membuatku terjungkal dari tidurku. Aku berfikir ada apa sebenarnya. kucoba bangun dan memcoba melihat ke luar kamar. terdengar begitu banyak suara tangisan yang mengharukan. "Ada apa", itulah yang berada di benakku saat itu, ku coba berlahan melangkah keluar, betapa kagetnya diriku apa yang Aku lihat, tak seperti apa yang terakhir Aku lihat semalam. Aku terheran-heran, seakan aku bertanya-tanya pada diriku, seakan tak percaya. di manakah ini ? kenapa semua bisa jadi seperti ini. Semua pertanyaan yang memenuhi pikiran membuat pikiran dipenuhi rasa takut yang teramat sangat. Saat itu. Sampai Aku benar-benar kaget sesaat. Aku mendengar suara jeritan seorang laki-laki seumuranku berteriak sangat keras merasa kesakitan karena rambutnya di tarik dengan sangat kasarnya oleh laki-laki yang bertubuh besar dan menyeretnya. Aku tak kuasa melihat semua itu. Hatipun terasa sedih. Air matapun tak kuasa ku bendung. Ketika sadar dia adalah salah satu temanku bernama ikbal. Tubuhku bergetar.<br />
<a name='more'></a> Aku merasa sangat amat ketakutan.aku hanya bisa bersembunyi di bawah meja makan yang berada di pojok di salah satu ruang di rumahku. Sesekali aku melihat keadaan di luar dan berharap laki-laki besar yang bersenjata itu pergi. 2 jam aku bersembunyi, baru tersadar di manakah keluargaku. Aku berlari ke kamar orang tuaku. Berharap mereka ada dan sedang bersembunyi di dalam. Tapi harapanku sirna ketika Aku coba mencari di seluruh diseluruh ruangan tak menemukan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berlari ke salah 1 kamar saudaraku disanapun Aku tak menemukan seorang pun. Hingga akhirnya Akupun terkapar menangis tak berdaya bertanya-tanya di mana mereka. Apakah mereka sudah menjadi korban orang-orang asing yang tak ku kenal yang Aku lihat tadi. Itulah yang ada dalam benaku dan menambah semakin meningkatkan ketakutanku, seakan tak kuasa menahan gemetarnya seluruh tubuhku. Aku merenung sesaat, kenapa semua ini terjadi ?siapa mereka ? apa tujuan mereka hingga membantai semua orang yang ada di kampung ini. Lamunanku terhenti, ketika Aku mendengar suara handphone ku berdering yang tergeletak dilantai di balik pintu kamarku. Aku segera berlari menghampirinya. Aku melihat ada panggilan tanpa nama. Aku coba mengankatnya dengan penuh rasa takut, Aku berfikir, "apakah ini salah satu orang asing tersebut ?".Terdengar suara "hallo" yang tak asing di telingaku. Ibu. Iya benar itu suara ibuku. "Ibu di mana ?", kataku. "Aku di pengungsian keamanan nak, Kamu sembunyi dulu dirumah", jawab Ibuku. Iya bu. Ibu baik-baik disana. Aku akan datang ketempat Ibu. Sahutku. Tiba-tiba handphoneku mati karena kehabisan batrai. Hatiku sedikit lega karena telah mengetahui Ibuku baik-baik saja. Aku mencoba menenangkan diriku sesaat. Aku berfikir, Aku harus berani, Aku tak boleh takut. Dengan tubuh yang masih bergetar Aku mencoba mengusap air mata yg dari tadi telah keluar. Aku harus apa? Aku melihat, ada sebuah katana (pedang samurai) yang menggantung di dinding kamarku. Memang katana itu sebenarnya adalah hiasan. Tapi tak di pungkiri kalo katana itu sebenarnya tajam, tak pikir panjang Aku pun mengambilnya. Aku harus membawa ini sebagai keamanan. Juga teringat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dahulu Bokap pernah memperlihatkan kepadaku sebuah senapan yang pernah di belinya ketika berada di Jakarta beserta surat perijinan dari pihak kepolisian. Tapi beliau pernah berpesan jangan pernah mainan sama senapan itu.katanya berbahaya. Akupun mulai melangkah kembali masuk ke kamar Orang Tuaku sambil melihat-lihat kondisi sekitar. Aku buka semua lemari. Aku melihat ada laci kecil di bawah lemari itu. Aku lihat, ternyata terkunci, aku yakin pasti senapan itu ada di dalamnya, akhirnya Aku buka paksa menggunakan linggis yang ada di meja peralatan. Terbukalah laci itu, ternyata benar senapan itu ada di dalamnya dan beberapa butir peluru berada di sampingnya, ketika ku hitung hanya ada 6 peluru.akupun memasukan semua isi peluru itu. Beruntung dahulu Bokap pernah sedikit mengajarkan bagaimana cara kerja senapan tersebut, jadi sedikit mengerti tentang senjata tersebut. Setelah semua siap, Aku tekatkan hatiku. Aku harus menemui Ibu di tempat penampungan keamanan, dengan membawa bekal sebilah samurai katana dan sebuah senapan. Akupun mencoba berlahan keluar dari persembunyianku. Aku tak melihat aktifitas orang-orang asing tersebut, yang kulihat hanyalah banyaknya orang yang tergeletak tak bernyawa penuh dengan darah di mana-mana. Tubuhku mulai bergetar kembali, tapi ku coba kuasai diri. Berlahan Aku mulai menjauh dari tempat semula. Dari kejauhan Aku melihat orang asing tersebut sedang menyiksa seseorang, dan tak jelas siapa orang yang disiksa tersebut. Aku tak berani mendekat dan mencoba untuk berputar arah karena aku melihat ada 4 orang asing yang 3 lainya sedang menertawakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang di lakukan salah satu temanya terhadap seseorang yang belum Aku kenal tersebut, tak kuasa Aku melihatnya, hati seakan perih bagaikan teriris melihat seseorang itu tak berdaya di permainkan. Sesaat ketika Aku berusaha menjauh untuk bersembunyi. Sesekali Aku menengok ke arah seseorang yang di siksa tersebut, untuk mencari tahu siapakah sebenarnya seseorang yang disiksa tersebut. Alangkah kagetnya diriku seakan tak percaya. Dia sahabatku. Edo namanya, ya Edo, tak kuasa melihatnya meronta-ronta kesakitan, tergugahlah hatiku, Aku harus membantunya, itulah yang ada dalam pikiranku. Aku tekatkan keberanianku untuk melawan para orang-orang biadap tersebut dan menyelamatkan sahabatku. Aku bidikan senapanku ke arah orang yang menganiaya sahabatku, tepat di kepalanya.dor. tumbanglah 1 orang asing tersebut. Dengan sigapnya ketiga orang kawanya langsung melihat kearahku dan lari menghampiriku dengan membawa sebilah balok besar, ku arahkan lagi senapanku ke kedua orang yang berlari ke arahku, peluru kutembakan, yang satu kena kakinya hingga tumbang tak sanggup lagi mengejarku, dan yang satu meleset, sehingga Aku tembakkan dua kali lagi, akhirnya orang biadap itupun mati. Karena tepat terkena di salah satu bola matanya. Aku gemetar tak karuan. Karena baru pertama kali aku membunuh seseorang. Aku bingung, Aku tak sanggup untuk berkata apa-apa. Aku melihat sekitar, salah satu orang menghilang. Aku tak tahu dia pergi ke mana. Karena tak sempat memperhatikan. Apa mungkin dia kabur, fikirku. Sambil berhati-hati Aku dekati salah satu orang yang terkapar karena terkena peluru di daerah pahanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
"Siapa kamu ?." sahutku penuh amarah. Dia tak menjawab. "Kenapa Kamu bantai semua orang yang ada di sini". kataku. Dan lagi dia membisu. Aku tak tahan lagi dengan orang ini. "Mati kamu". kataku, dengan menembakkan senapan tepat di kepalanya. Senapanku tak berfungsi, karena pelurunya ternyata telah habis. Semakin marah Aku di buatnya, ketika mendengar dia tertawa. Tanpa pikir panjang Aku tancapkan samurai yang ku bawa tepat di lehernya hingga tewas..</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mendekati sahabatku yang terlihat sudah sangat lemah tak berdaya. Seluruh bajunya robek. Banyak luka di sekujur tubuhya. Aku dekati dia Aku mencoba menggendonya, berjalan menjauh mencari tempat persembunyian. Berlahan dan penuh hati-hati. Aku mendengar sahabatku berkata, "kenapa kamu tak tinggalkan Aku saja". "Gila kamu, tak mungkin Aku melakukan hal tersebut" balasku. "terima kasih. Lebih baik tinggalkan Aku di sini dan selamatkan diri kamu secepat mungkin, mereka sangat banyak, mereka bukan manusia, cepat tinggalkan Aku" pintanya. "Gila tidak, kita bersama keluar dari sini." sahutkuku. Tiba-tiba, dari belakan Aku mendengar suara orang berteriak sangat keras. Aku membeku dan membisu. Aku jatuh tersungkur ke kanan karena terkena pukulan sebuah balok dari 1 orang biadap yang Aku kira telah pergi tadi. Aku mencoba berdiri. Aku merasa tangan kiriku tak bisa bergerak, mungkin patah dikarenakan menangkis serangan tiba-tiba. Aku pegang erat-erat samuraiku. Mencoba sekuat tenaga untuk melawan orang tersebut. Hingga Aku sangat lelah, tiba-tiba terdengar suara senapan dan menumbangkan orang asing tersebut. Dengan tubuh penuh luka Aku mencoba untuk melihat di sekeliling.<br />
<br />
Aku melihat 1 anggota kepolisian lengkap dengan seragam tempurnya. Syukurlah. Aku lega. Aku merasa aman. Sambil menghela nafas. Aku hampiri sahabatku yang terkapar di sisi kiri. "Hai, Kita selamat", sahutku kepada edo. Dia tersenyum terdengar suara senapan kembali, kali ini benar-benar mengarah tepat di sampingku. Aku mendengar suara polisi tersebut berteriak, "Tetap di tempat". Aku salah satu warga disini. Dan dia temanku. Sahutku kepada anggota tersebut. Sekali lagi, dia bilang dengan sangat, "keras kembali kesini cepat". "Baik, baik tapi aku, aku, aku angkat dia dulu". "Tidak", sahutny sekali lagi menembakkan senapanya ke arah atas. Aku tak terima. Aku berteriak, "dia sahabatku, kita harus slamatkan dia", kataku kepada anggota polisi tersebut sembari mengangkat tangan sahabatku, Aku gendong dia di belakang. Lalu sahabatku berbisik di dekat telingaku. "Terima kasih kawan". "Iya, Kita pasti keluar dari sini. kita sudah aman sekarang", kataku. Dia tersenyum. Semakin lama, berubah menjadi tawa. Tak sempat berfikir, tiba-tiba Aku merasa ada yang mendorongku dari belakang hingga aku terjatuh, aku bangun dan melihat belakang. Dengan sangat cepatnya dia meraih samuraiku yang terjatuh dan lari menghampiriku, sambil berkata, "semuanya telah berakhir, maafkan Aku kawan Aku menyesal" sambil menusuku. "aggggghhhhh", teriakku.<br />
<br />
Akhirnya Aku terjatuh tak berdaya. Sakit rasanya kepalaku, hingga Aku tak kuasa menahanya. Sampai akhirnya Aku membuka mata dan menyadari, bahwa Aku telah terjatuh dari tempat tidurku dan membentur kaki meja belajar di kamarku. "aggghhh, ya Allah, sakit banget". Dan ternyata Aku hanya mimpi buruk. hufft.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengarang / Hak Cipta : <b><a href="https://facebook.com/aries.jail">Aries</a></b> </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Katahttp://www.blogger.com/profile/01080722987656305264noreply@blogger.com0