Selasa, 14 April 2015

Inilah Cinta Kita

    Kisah cerita ini bukanlah sebuah kisah fakta, akan tetapi sang penulis sangat berharab bagi semua orang yang membacanya kelak akan lebih menghormati dan mencintai pasanganya dengan tulus. Berusaha lebih menghargai apa saja yang telah di lakukan pasanganya meski terkadang tidak menyenangkan. Tapi percayalah bahwa apa yang telah pasangan lakukan adalah yang terbaik. Dalam kisah yang sangat mengharukan ini, mengajarkan kita bagaimana seharusnya yang harus di lakukan kepada pasanganya dengan jiwa yang tulus.dan membawa kita menjadi jati diri yang penyayang kepada pasanga kita dalam kondisi apapun. Sekian itulah yang di harabkan oleh sang penulis kepada pembaca.dan sekarang mari kita baca dengan berlahan dan menghayati kisah berikut ini.

    Kala itu Adi masuk disalah satu Kampus ternama di daerah Semarang. Sejak pindahnya Adi dan keluarganya, dari Ibukota Jakarta. Dan sekarang tinggal di sebuah daerah di Semarang, menjadikan Dia agak sedikit sulit mendapatkan teman baru. Seperti biasa sebagai mahasiswa baru. Adi di buli habis-habisan hingga Dia cerita kepada Orang Tuanya agar di carikan Kampus lain. Tapi Orang Tuanya nggak setuju dengan permintaan Adi, dikarenakan sibuknya sang Ayah harus memulai pekerjaan di perusahaan yang sedang dia pimpin.

    Beberapa haripun berlalu. Akhirnya masuk minggu kedua, Adi masuk sebagai mahasiswa baru. Barulah Dia mempunyai teman bernama Nika, yaa, Nika Cahyaningrum lengkapnya, merekapun sering bersama ditambah, Nika seorang wanita cantik yang cerdas, sampai suatu hari ketika mereka pulang bersama mereka dihadang oleh teman lelakinya bernama Danil. Dia pria yang cukup populer dan cukup jago basket dikampus tersebut, tetapi sayangnya Dion sangat sombong dengan keahliannya tersebut. Perkelahian pun akhirnya terjadi, Danil dan teman-temannya memukuli Adi karena cemburu. Memang Danil selalu menganggap Nika sebagai pacarnya, meskipun Nika tak pernah sedikit pun menyukai Danil. "berhenti!!!" teriak Nika sembari melerai dan membela Adi. Adi mendapatkan muka memar hampir di semua wajahnya. Hingga akhirnya Adi pun pingsan, dan melihat semua itu Danil dan kawan-kawannya langsung kabur.

     Setelah siuman Adi baru tersadar bahwa dirinya berada di rumah sakit Pantiwilasa, karena panik Nika sebelumnya sempat menelphone Ayah Adi untuk segera datang di rumah sakit. Begitu takutnya dengan keadaan Adi. Nika sampai meneteskan air mata. Sesampainya Ayah Adi di ruangan Adi dirawat, Beliau sampai tak banyak berbicara. Setelah menemui Dokter langsung mengajak Adi pulang, dan seperti tidak  peduli sama sekali dengan adanya Nika di dalam ruangan tersebut. Dan dalam keadaan sedih, Nika pun semakin bersedih hati, seakan tak percaya dengan apa yang dilakukan Ayah Adi. Tapi Nika lebih memikirkan keadaan Adi yang membuatnya selalu menangis beberapa hari kedepan, di tambah setelah kejadian tersebut, Adi gak masuk kampus selama beberapa hari, tanpa ada kabar sama sekali. Beberapa hari selang kejadian itu adi baru mulai berangkat ke sekolah dengan sedikit luka yang memar di wajahnya. Betapa bahagianya Nika kala itu melihat Adi menghampirinya. Adi menanyakan kabar Nika. Nika pun tersenyum sembari berkata, "Aku seneng kamu udah masuk lagi, dan baik-baik saja." Adi pun cuma tersenyum. Beberapa bulan kemudian Adipun akhirnya mengungkapkan rasa cintanya kepada Nika dengan sepenuh hati. Karena Adi merasa sudah sangat yakin bahwa Nika lah wanita yg tepat untuk dirinya. dan selama 6 bulan lamanya, cuma Nika yang selalu ada buat Adi. Dengan sangat bahagia nikapun membalas dengan senyuman pertanda menerima cinta Adi. Mereka pun akhirnya menjalani hari-hari selalu berdua. Bahkan mereka membuat semua teman-teman Nika merasa iri. Karena Adi selalu memberikan apapun yang Nika inginkan. Adi selalu ada buat Nika, dan sebaliknya. Semakin hari mereka saling mencintai, bahkan mereka pernah menuliskan nama mereka berdua di salah satu pohon terbesar yang ada di halaman kampus mereka, dengan simbolik takkan terpisahkan. Seusai mereka menyelesaikan pelajaran kuliah mereka. Meraka pun mulai mencari pekerjaan masing-masing. Adi bekerja di salah satu cabang bank Mandiri di daerah Pemuda Semarang sebagai manager, lantaran Bos pemilik bank tersebut, pernah menjadi rekan kerja Ayah Adi kala di jakarta dulu. Sedangkang Nika menjadi salah satu model kosmetik di perusahaan ternama dan menjadi icon perusahaan tersebut karena kecantikannya. Meski dengan karier yang begitu cemerlang, mereka berdua tak pernah seharipun, tak saling bertemu. Dengan kebanggaan masing-masing bukan membuat mereka jauh, melainkan semakin dekat, bahkan Nika pun sering kali menolak lamaran seseorang Pria yang mungkin terbilang lebih segalanya dari Adi dan berulang kali menolak ajakan makan bersama rekan kerja laki-lakinya. Karena hanya Adi lah yang di cintainya. Hingga akhirnya karena Adi sudah merasa mampu. Ia pun minta restu kepada Ayahnya untuk menikahi Nika. Ayahnya pun dengan bangga dan merestui apa yang di inginkan Adi.

    Keesokan harinya dengan sangat bahagia ketika bekerja Adi menghubungi Nika untuk bertemu di tempat favorit mereka, dengan beralasan ada yang ingin di sampaikan, karena sebenarnya adi sudah tak ingin lama-lama memberitahu kepada Nika, bahwa Dia akan menikahinya. Nika pun dengan sangat riang seperti biasanya meng-iyakan ajakan Adi. Jam pun terus berputar sampai datang waktunya mereka berdua pun bertemu di kafe favorit mereka di daerah Simpang 5. Seusai memesan makanan Adi pun mengawali pembicaraan sembari membawakan setangkai bunga mawar merah dan sepasang cincin emas, dan mengatakan kepada Nika, apa maksud dari pertemuan ini. "maukah Kamu menikah denganku???" kata Adi berbarengan alunan lagu yang sangat romantis kala itu sengaja sudah di atur oleh Adi untuk moment tersebut. Dengan meneteskan air mata dan tak bisa berkata apa-apa Nika hanya bisa menganggukkan kepalanya sembari memeluk erat Adi, dan semua tamu yang ada di kafe itu pun secara bersamaan memberikan tepuk tangan dan memberikan selamat kepada mereka. Kini cinta mereka semakin erat, bahkan tak akan ada yang mampu memisahkan mereka. Sampai tiba suatu hari, malapetaka pun tiba. Adi mendapat kabar bahwa Nika mengalami kecelakaan mobil, dan saat itu di rawat dirumah sakit Elizabeth Semarang. Seakan tak percaya dengan kabar itu. Adi langsung meninggalkan kantornya dan menuju rumah sakit dimana Nika dirawat. Sesampainya di sana. Adi bertemu dengan Orang Tua Nika yang sedang menunggu kabar dari Dokter dengan meneteskan air mata. Adi pun menanyakan kabar Nika pada Orang Tua Nika, Ayah Nika hanya bisa terdiam dengan air mata yang terus mengalir. Semakin larut dalam kesedihan, Adi pun tak kuasa meneteskan air matanya. Dokter akhirnya keluar dan mengabarkan keadaan Nika yang sangat memprihatinkan, karena luka yang sangat berat di kedua matanya yang kemungkinan akan membuat Nika kehilangan penglihatanya. Dengan sangat terpukul keluarga nika tak kuasa menerima berita itu hingga Ibu Nika pingsan. Mendengar semua itu adi tersenyum dan berkata dalam hati "alhamdulilah, yang terpenting Nika masih hidup". Berbulan-bulan Nika dirawat dirumah sakit dengan mata di balut di perban dan luka-luka ringan yang ada di tanganya sudah hampir sembuh. Adi dengan sabarnya merawat Nika sendirian. Adi mempersilahkan kedua Orang Tua Nika untuk pulang dan beristirahat. Dalam keadaan semakin membaik Nika, akhirnya sudah bisa sedikit bercanda sama Adi, hingga suatu ketika hati Adi terasa sakit ketika mendengar Nika berkata ingin cepat sembuh dan melihat wajah tampan adi, seperti biasanya. Nika berkata kangen banget sama hari-hari seperti biasanya. Adi pun tak kuasa meneteskan air matanya. Tak kuasa dan tak tega untuk memberitaukan kepada Nika bahwa dirinya sudah kehilangan penglihatanya. Adi pun hanya berkata kepada Nika, sembari membasuh air matanya. "Apapun keadaan Kamu, sekarang, sampai kapan pun Aku akan selalu ada untuk mu, dan tak akan Aku biarkan Kamu sendirian, Aku akan selalu mencintaimu". Dan mendengar ucapan Adi, Nika tersenyum bahagia dan akhirnya Nika tertidur.

    Adi melihat kearah Nika dan kembali meneteskan airmatanya karena teringat kata-kata Nika yang ingin sekali melihat dirinya tersenyum di depanya. Adi pun langsung keluar dari ruangan Nika dan menemui Dokter. Adi memohon kepada Dokter untuk mencarikan donor mata untuk Nika berapapun biayanya. Dokter hanya bisa berkata akan mencobanya.

    1 bulan pun berlalu dan 1 pun pendonor mata yang di cari tak ada yang cocok, hingga membuat semua harta Adi habis karenanya. Adi pun tak patah harapan dengan semua itu. Seakan dirinya tak memikirkan sedikit pun hartanya demi agar Nika bisa melihat kembali. Tapi apalah daya Adipun tersadar tanpa biaya gak mungkin mendapatkan donor mata untuk Nika lagi. Adi pun sedih tak henti-hentinya meneteskan airmatanya dan berdoa kepada TUHAN untuk membantunya. Dengan keadaan yang memprihatinkan Adi terlihat semakin kurus karena terlalu memikirkan keadaan Nika. Dan tak pernah menyerah karena cintanya kepada Nika. Ketika membasuh muka Adi melihat wajahnya yang semakin terlihat jelek dengan rambut yang terlihat panjang dan kumis yang mulai tumbuh tak terurus. Tapi Dia tak memikirkan keadaanya. Dia hanya memikirkan Nika, hingga akhirnya Dia tersadar ketika melihat matanya sendiri. Dia berfikir, kenapa nggak mendonorkan matanya sendiri untuk Nika. Akhirnya dengan semangat Adi menemui Dokter dan memohon untuk memeriksa kondisi matanya untuk, memastikan kecocokanya, dengan tatapan yang mengharukan Dokter pun akhirnya menyetujui untuk memeriksa mata Adi. Dan tanpa diduga sama sekali Kebahagiaan Adi pun datang ketika mendengar Dokter mengatakan bahwa kedua matanya cocok untuk Nika. Adi pun bersyukur dan bersembah sujud dan banyak-banyak mengucapkan syukur terima kasih kepada Allah ( yaa, Adi seorang muslim) dan siap melakukan oprasi untuk memulai pemindahan bola mata untuk kekasih tercintanya Nika, apabila mendapatkan persetujuan dari Orang yang bersangkutan yaitu Adi. Adi pun terlihat sangat bahagia tak tak terkira. Dia pun menemui Nika seperti biasa. Menyuapi Nika dan mengajak Nika bercanda. Di tengah candanya, Adi berkata kepada Nika, "apa yang akan Kamu lakukan pertama kali ketika perban di mata Kamu di lepas ?". "Orang yang pertama kali ingin Aku lihat adalah Kamu sayang, hanya itu, gak ada yang lain" jawabn Nika disertai tersenyum sumringah. Adi pun sangat terharu dan meneteskan air matanya, Adi pun tiba-tiba batuk dan Nika mendengarnya tapi Nika berfikir Adi baik-baik saja. Padahal tanpa di ketahui Nika, sebenarnya selama ini Adi merasa tubuhnya semakin lemah, karena tak terurus. Dan Adi sering batuk berdarah tanpa sepengetahuan Nika. Tapi Adi selalu berusaha untuk terlihat kuat di depan Nika yang saat itu Nika tidak bisa melihatnya. Adi mencoba keluar ruangan untuk membeli beberapa minuman untuk Nika karena stok minuman mineral Nika hampir habis. Tiba-tiba Adi pun tersungkur tak kuasa karena merasakan tubuhnya sangat lemah. Suster yang mengetahuinya pun langsung membawanya ke ruang ICU untuk di periksa Dokter. Usai siuman ke esokan harinya Adi terbangun melihat ada jarum infus menancap di tangan kirinya. Tubuhnya masih terasa lemas. Hingga tiba Dokter menemuinya. "jangan kasih tahu Nika dok dengan keadaan saya, dan tolong suruh suster belikan air mineral buat Nika karena air mineral di kamarnya hampir habis" kata Adi. Mendengar ucapan Adi, Dokter pun meneteskan air mata tak kuasa melihat sebegitu hebatnya sosok laki-laki ini, "hebat laki-laki ini, kesetiannya sungguh luar biasa, baru pertama kali Aku bertemu pasien seperti ini" dalam benak Dokter tersebut. Melihat Dokter meneteskan air matanya Adi bertanya, "ada apa dok, kenapa menangis?". Dokter pun berkata dengan sangat berat mengabarkan bahwa kedua ginjal adi sudah rusak parah. Harus segera mendapatkan donor minimal 1. Untuk membuat diri Adi, setidaknya bisa sembuh meski tak sekuat dulu. Mendengar kata dokter Adi pun berkata "ALHAMDULILAH" karena telah di berikan kekuatan selama ini untuk bisa merawat Nika. Dokter semakin tak kuasa mendengar ucapan Adi. Dan akhirnya meninggalkan ruanganya. Nika terbangun tak mau makan di karenakan bukan Adi yang menyuapinya. Nika bertanya-tanya, dimanakah Adi, tapi tak dia tidak mendapatkan jawabanya selama 2 hri. Dua hari berselang, di ruangan lain kondisi Adi semakin memprihatinkan, hingga akhirnya Adi menyuruh Dokter untuk segera melakukan oprasi pemindahan bola matanya dan pastinya tanpa sepengetahuan Nika. Ketika siuman, dengan mata terbalut perban Adi berharap oprasi berjalan lancar. Dan Adi tersenyum sangat bahagia ketika mendengar salah satu suster memberitaukanya, bahwa oprasinya sukses. Dan dalam jangka waktu seminggu kedepan, kemungkinan perban di mata Nika bisa di lepas. Adipun tersenyum lega. Nika yang merasa Adi sudah tak lagi memperhatikanya mulai merasa jengkel dengan Adi. Dia berfikir bahwa kini Adi meninggalkanya karena sudah hampir 1 minggu tak menemuinya seperti hari-hari biasanya. Nika semakin marah ketika mendengar kata ibunya bahwa dirinya juga nggak tau dimana Adi. Dengan berbohong Ibu Nika mengatakan semua itu karena sudah berjanji kepada Adi. Begitu pula Ayah Adi yang sudah tak sanggup lagi berkata apa-apa tentang apa yang telah dilakukan anaknya, demi orang yang sangat di cintainya.

    Nika akhirnya merasa tak peduli akan adanya Adi. Dengan semua amarah pribadinya karena merasa di hianati oleh cintanya. Akhirnya harinya pun tiba, dimana perban yang melilit mata Nika di buka oleh Dokter. Dalam lubuk hati Nika, Nika masih sangat berharap ketika perbanya selesai di buka Adi ada di depanya, dan memberikan surprais kepadanya, akan tetapi penyesalanpun semakin datang karena ketika Nika membuka mata, Adi tak terlihat di depanya. Akhirnya Nika menangis dan tak mau bertemu siapapun untuk saat itu. Hati Nika seakan teriris melihat kenyataan yang menganggap Adi benar-benar meninggalkanya. Sosok orang yang sangat di cintainya pergi tanpa berpamitan sama sekali. Jika mengingat semua perkataan Adi dulu Dia pun semakin tak karuan sedihnya. Hingga akhirnya Nika di perbolehkan pulang oleh Dokter siang itu. Mendengar kabar dari suster yang saat itu merawat Adi, bahwa Nika sudah diperbolehkan pulang dan siang nanti Nika akan keluar dari rumah sakit. Adi tersenyum bahagia, tubuhnya yang semakin kurus tak kuasa menahan bahagianya, dirinya hingga akhirnya, Adi terjatuh dari tempat tidurnya. Melihat kejadian itu suster langsung memanggil Dokter untuk memeriksanya. Alangkah sedihnya, Ayah Adi mendengar bahwa Adi koma dan peluang untuk selamat hanya 30%. Ayah Adi pun menghubungi Ayah Nika untuk memberitahukan kabar Adi. Di sela-sela percakapan Nika tak sengaja mendengar apa yang telah di perbincangkan oleh Ayahnya. Nikapun bertanya kepada Ayahnya seakan pingin tahu yang sesungguhnya terjadi. Nika merasa ada yang di sembunyikan selama ini tentang adi. Karena tak tahan mendengar anaknya mendesak Ayahnya terus. Ibu Nika akhirnya menceritakan hal yang terjadi sebenarnya, bahwa sebenarnya Nika sudah mendapatkan donor mata, dan yang menjadi pendonornya adalah Adi, dan kini Adi dalam keadaan koma karena, kerusakan kedua ginjalnya, karena selama ini Adi tak sedikit pun memperhatikan dirinya sendiri ketika merawat Nika, begitu sedihnya Adi ketika harus mendengar bahwa Nika harus kehilangan penglihatan, dan begitu gigihnya mencari donor mata buat Nika sampai hampir semua hartanya habis. Tapi Adi tak pernah menyerah sampai akhirnya Adi pun tak sadarkan diri dan menjalani perawatan. Mendengar semua penjelasan Ibunya, Nika menangis seakan tak kuasa. Dia yang telah menganggap Adi yang sudah meninggalkanya dan tak peduli kepadanya, ternyata salah besar, kini malah Adi yang koma karena segala pengorbananya untuk nya. Nika semakin tak kuasa untuk menangis sejadi-jadinya. Akhirnya yang seharusnya siang itu Nika sudah diperbolehkan pulang, Dia dan sekeluarganya menengok keadaan Adi. Nika memohon kepada Dokter untuk melihat keadaan Adi secara langsung. Karena mendesak, akhirnya Nika diperbolehkan menengoknya. Seakan tak percaya apa yang di lihatnya, hati Nika sangat perih air mata menetes dengan derasnya ketika melihat keadaan Adi yang semakin kurus tak terurus dengan mata terbalut perban dan tak sadarkan diri. Nika mencaci dirinya sendiri, Dia tak kuasa menahan tangis dengan batinya sendiri seakan masih tak percaya semua ini terjadi. Nika keluar menemui Dokter untuk bertanya tentang masalah Adi. Nika semakin terkejut setelah mendengar penjelasan dari dokter, bahwa Adi akan mengalami gagal ginjal. Dan harus mendapatkan ginjal baru secepatnya. Nika meneteskan air mata sembari melihat kearah Adi. Lalu berkata kepada Dokter, "Ambilah ginjalku 1 dok, yang terpenting, Adi bisa selamat, Aku benar-benar menyesal, telah salah sangka kepadannya". Dokter menolaknya karena keadaan Nika yang baru saja pulih dari sakitnya. Tapi Nika terus memohon sembari menangis, bahkan Nika berkata "Aku rela mati, asal Adi selamat, dok". Mendengar kata-kata Nika semua yang ada di ruangan itu, bahkan Dokter dan suster pun ikut meneteskan air mata.

    Tak butuh waktu lama, setelah keluarga Nika menyetujui, akhirnya Dokter melakukan pengecekan ginjal Nika untuk mengetahui sehat ataukah dalam keadaan kurang sehat. Setelah hasil pengecekan tentang kesehatan Nika keluar, Dokter memperlihatkan bahwa ginjal Nika sehat, dan dapat melakukan pembedahan  secepatnya. mendengar kabar tersebut, Nika langsung berkata "ayo cepat dok, lakukan oprasi sekarang bila perlu." sambil meneteskan air matanya, Dokter mengatakan, bahwa oprasi akan di lakukan sore nanti, dan sebelum waktunya datang, Dokter menyuruh Nika untuk beristirahat terlebih dahulu. Nika tak henti-hentinya berdoa agar Adi selamat, dan akhirnya Nika tertidur. Waktu terus berjalan, hingga waktu oprasi pun datang, dan akan segera di mulai. Dan Nika melihat wajah Adi yang sangat pucat berada di sampingnya, di ruang opreasi.sebelum oprasi dilakukan Dokter tercengang setelah mendengar ucapan Nika yang memohon untuk memberikan 1 mata dari adi, supaya di kembalikan kepada Adi kembali. Dan dengan penuh harapan, Nika memohon kepada Dokter, lagi-lagi Dokter tak kuasa menahan air matanya dan memenuhi keinginan Nika.

    Oprasi pun berjalan lancar, Nika dan Adi masih tak sadarkan diri dengan berbalut perban pada mata mereka berdua. Setelah oprasi, mereka kini berada di 1 ruangan yang sama. Hingga beberapa hari akhirnya kondisi Adi semakin membaik, begitu pula dengan Nika, dan minggu depan, balut perban mata mereka bisa dilepas, mendengar kabar itu, kedua keluarga Nika dan Adi merasa sangat bahagia, hingga tiba akhirnya, tibalah waktu dimana perban mereka dibuka. Tanpa berkata sedikit pun karena pesan dari Nika, Dokter membuka perban mata Nika, setelah selesai, Nika tersenyum bahagia melihat keadaan Adi yang semakin membaik, tubuhnya yang sangat kurus, kini sudah sedikit berisi, sembari meneteskan air mata, Nika meninggalkan ruangan itu, di ikuti orang tua Nika, akhirnya, giliran Dokter membuka perban mata Adi dengan berlahan. Setelah selesai, Adi mencoba membuka matanya, dan tak disangkanya, ternyata Adi bisa melihat kembali. Adi terheran-heran, sembari melihat kekiri dan kekanan, Adi tak melihat siapa-siapa selain Ayahnya. Setelah beberapa menit akhirnya, Adi pun bertanya kepada Dokter, hal pertama yang di katakan adalah bagaimana keadaan Nika sekarang, apakah Nika sehat ? lalu Adi bertanya lagi, sebenarnya, apa yang terjadi pada dirinya selama ini, dan kenapa Adi bisa melihat lagi.

    Sebelum Dokter menjawab semua pertanyaan Adi, Nika pun muncul dihadapan Adi dengan meneteskan air mata sembari tersenyum lalu lari memeluk Adi. Sangat tak di duga sebelumnya. Adi pun terharu, karena masih bisa melihat Nika kembali, dengan isak tangis di pelukan Adi, Nika berkata, "Jangan bodoh lagi ya, jangan tinggalin Aku lagi ya, jangan pernah..." sambil terus memeluk Adi. Adi pun akhirnya tersadar dan melihat wajah Nika, dan mengetahui bahwa mata yang di donorkan untuk Nika, ternyata, Nika mengembalikan yang sebelah kanan, jadi, hanya mata sebelah kanan Adi yang berfungsi normal, sedangkan Nika hanya mata sebelah kiri yang berfungsi normal, begitu juga dengan ginjal mereka.

    Tak kuasa  melihat wajah Nika yang diselimuti kebahagian sambil menangis tersedu-sedu, Adi pun meneteskan air matanya sembari berkata, "Aku mencintaimu, dalam kondisi apapun dan mencintaimu, dari dulu, kemarin, saat ini, esok, lusa, dan selamanya". Nika yang mendengar ucapan Adi semakin tak bisa menahan air mata yang mengalir di kedua pipinya, dan mereka pun menangis bersama. Dokter, suster bahkan ke 2 orang tua mereka pun tak bisa menahan kebahagiaan, karena kegigihan cinta mereka hingga akhirnya, ruangan itu penuh dengan orang yang meneteskan air mata karena terharu.

    Tak lama setelah keluar dari rumah sakit, akhirnya Adi dan Nika pun melaksanakan pernikahan, walau pun keduanya hanya memiliki masing-masing satu mata yang normal untuk melihat dan satu ginjal. mereka hidup bahagia hingga mendapatka momongan yang lahir dalam keadaan sehat dan dalam kondisi yang normal, hingga suatu ketika Adi dan Nika bersama anak laki-lakinya mendatangi sebuah pohon besar yang ada di halaman kampus mereka dulu, yang dulu juga pohon tersebut, telah tertulis nama mereka berdua. Sesampainya mereka di sana, mereka melihat nama mereka masih sangat jelas terbaca, walaupun sedikit lumut dan jamur menutupinya, dengan sangat bangga dengan cerita cinta mereka Adi pun akhirnya menambahkan sebuah nama di bawah nama mereka, nama itu bertuliskan. DIKA, anak pertama mereka yang menjadi bukti cinta mereka yang tak terpisahkan.

Tamat...

Pengarang / Hak Cipta : Aries

Tidak ada komentar:

Posting Komentar